pariwisata-sejarah

Pariwisata & Sejarah Dusun Krecek

Dusun Krecek adalah permata wisata tersembunyi yang menawarkan keindahan alam dan ketenangan pedesaan. Terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, dusun ini memiliki sejarah unik, dari mayoritas Islam hingga kini sepenuhnya beragama Buddha, menciptakan daya tarik tersendiri dalam keragaman budaya dan spiritualitas.

Ada apa saja di
Dusun Krecek

PESONA ALAM

Curug Pertapan Krecek

Curug atau air terjun di krecek yang satu ini menjadi salah satu pesona alam yang ada di desa getas yang sudah ada sejak sekitar 60 tahun yang lalu. Berjarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga, suasana di curug krecek dan sekitarnya kerap dimanfaatkan sebagai tempat untuk bertapa dan meditasi bagi warga sekitar yang mayoritasnya beragama buddha. Mereka akan duduk di antara bebatuan dan pijakan di tepi sungai serta pohon grawong dan pohon bambu petung sambil bermeditasi untuk mencari kedamaian spiritual di dekat air terjun yang deras dan angin pepohonan yang sejuk.
curug
vihara
BANGUNAN

Vihara

Dusun krecek dipenuhi dengan rumah-rumah warga yang sederhana dan dikelilingi oleh tanaman hijau yang asri dimana hampir di setiap halamannya dihiasi dengan altar puja dan patung buddha untuk bersembahyang. Di salah satu vihara tampak ada rupang buddha persis dibawah pohon bodhi dan bendera buddhis di sampingnya. Secara keseluruhan diketahui terdapat 14 vihara di dusun krecek yang mencerminkan kentalnya pengaruh ajaran buddha disana dan menjadi ciri khas uniknya.
TRADISI

Tarian Kuda Lumping

Sebagai masyarakat adat, warga dusun krecek menyelenggarakan kenduri dengan berbagai macam pentas pentas kesenian tradisional dimana tarian kuda lumping adalah salah satunya yang cukup khas. Tarian kuda lumping atau dikenal juga sebagai jaran kepang merupakan tarian yang dipertunjukkan dalam acara penyambutan tamu ataupun dalam acara syukuran. Seperti namanya, penari tarian kuda lumping menggunakan properti yang terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda yang membuat mereka tampak seperti menungging seekor kuda ketika menari. Disamping itu, tarian kuda lumping yang dilakukan dengan mengibas-ngibaskan anyaman bambu serta gerakan menyerupai kuda ketika ada di medan perang, yang ritmis, dinamis dan agresif menyimpan makna representasi dari semangat perjuangan pangeran Diponegoro dan pasukannya melawan penjajahan Belanda. Menariknya, tarian ini dipercaya melibatkan hal-hal magis dan gaib karena terdapat atraksi yang sifatnya cukup unik dan ekstrim. Seperti atraksi kesurupan yang dilakukan dengan bantuan jin dan dimulai dengan memakan kaca, bara api lalu berjalan diatas pecahan beling dan juga bara api tanpa merasakan kesakitan ataupun terluka.
kuda-lumping
tarian-horotoyo
TRADISI

Tarian Horotoyo

Disamping tarian kuda lumping, tarian horotoyo juga cukup dikenal di dusun krecek. Tarian Horotoyo memiliki sejarah yang panjang dan makna yang filosofis. Dalam upaya melestarikan budaya kearifan lokal, warga Krecek menyelenggarakan tradisi Nyadran, yang dilakukan setiap tahun pada bulan Rajab. Nyadran ini terdiri dari serangkaian kegiatan seperti upacara pembersihan makam, tabur bunga dan acara selamatan atau bancakan yang sudah turun temurun dilakukan dari zaman nenek moyang terdahulu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur dengan rasa syukur dan berdoa agar masyarakat anak cucu mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan.
Gamelan
Gendurian
Pendopo & Sekolah
Pondok Meditasi